Rabu, 26 Oktober 2011

YESUS PUN SUJUD

Dalam Alkitab terdapat sabda Yesus (Isa Almasih) berikut ini:
“Bangsa ini memuliakan Aku (Yesus) dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripadaKu. Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah PERINTAH MANUSIA (Matius 15:8-10)
Dan hal ini ditegaskan pula dalam Al Quran berikut ini:
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Alkitab DENGAN TANGAN MEREKA SENDIRI, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, karena apa yang DITULIS OLEH TANGAN MEREKA SENDIRI, karena apa yang mereka kerjakan (QS 2:79).
Jika Alkitab itu firman Tuhan, tentulah terdapat perintah/ajaran yang sesuai dengan ajaran Islam, yang perintah itu tersembunyi dan tidak dilaksanakan oleh umat Kristen, perintah itu dalam Islam disebut RUKUN ISLAM MENURUT ALKITAB, ALQURAN DAN HADITS?
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang fakir tidak menyukainya (QS 40:14)
Apakah islam ajaran setan? Bila Islam adalah berasal dari Allah Tuhan YME tentunya rukun islam ada juga terdapat di dalam Al Kitab baik langsung maupun tidak langsung.
Dalam akidah Islam terdapat 5 rukun Islam yakni:
1. Bersyahadat;
2. Shalat;
3. Berpuasa;
4. Zakat;
5. Haji khusus bagi yang mampu
Karena Allah sebelum menurunkan Al Quran telah menurunkan Taurat dan Injil (sebagaimana ajaran berkhittan, berkorban, tidak memakan bábi dsbnya) tentulah “sebenarnya tedapat ajaran-ajaran pokok rukun Islam itu dalam Alkitab, untuk itu perhatikan ayat-ayat Alkitab berikut ini:
1. SYAHADAT TAUHID
Syahadat pada dasarnya adalah menyatakan kesaksian tiada Tuhan selain Allah dan yg dikenal sebagai syahadat Tauhid, sedangkan syahadat rasul adalah meyakini Muhammad sebagai Rasul (karena Injil turun terlebih dahulu sebelum kelahiran Muhammad saw) tentunya yang ada hanyalh syahadat Tuhid, perhatikan ayat Alkitab berikut ini:
“Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain, kecuali Dia (Ulangan 4:35).
“Bukankah Aku, Tuhan? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain padaKu! Allah yang adil dan Juru selamat, tidak dan yang lain kecuali Aku (Yeyasa 45:21)
Pada perjanjian baru disebutkan:
”Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa (Markus 12: 29)”
Dalam Alquran disebutkan:
”“Sesungguhnya Allah. Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. ( QS 3, Ali Imran:51)
“Aku (Isa Al Masih/Yesus) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada diantara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku. Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu”. (QS 5, Al Maa’idah: 117)
“Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! (Ulangan 6:4).
“Musa menjawab: “Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat (Pen: Bani Israil yang telah diberi rahmad oleh Allah dan dilebihkannya dari segala ummat ialah nenek moyang mereka yang berada semasa Nabi Musa as)”. ( QS 7, Al A’raaf:140)
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu”. (QS 47, Muhammad:19)
2. SHALAT (SUJUD)
Shalat sebenarnya adalah doa dan penghambaan makhluk kepada Tuhan-Nya. Inti dari shalat itu selain ruku adalah SUJUD menyembah Allah, jadi ibadah yang hakiki adalah SUJUD (lihat tulisan saya sebelumnya Tidak Shalat/Sujud=Kafir).
Perjanjian Lama:
Masalah sujud (shalat) dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Baru banyak disebutkan. Untuk itu coba renungkan ayat-ayat berikut ini:
“Orang itu (Ramatain-Zofin) dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk SUJUD MENYEMBAH dan mempersembahkan korban kepada Tuhan Semest alam di Silo (I Samuel 1:3)”
“Ezra (Pen: Islam nabi Uzair) berdoa dan mengaku dosa, sambil menangis dengan BERSUJUD di depan rumah Allah (Ezra 10:1)
“..kemudian SUJUDLAH Ia (Ayub) dan MENYEMBAH. (Ayub 1:21)
“Keesokan hari bangunlah mereka itu pagi-pagi (Pen: Subhuh?), lalu SUJUD MENYEMBAH di hadapan Tuhan (I Samuel 1:19)
“Lalu BERLUTUTLAH orang itu dan SUJUD menyembah TUHAN, serta berkata: “Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham,..” (Kejadian 24:26)
“Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak.” Lalu sujudlah Abram (Abraham), dan Allah berfirman kepadanya” (KEJADIAN 17:2-3)”
Kejadian di atas terdapat pada masa Abraham (Ibrahim), sedangkan pada zaman Musa dapat dilihat pada ayat berikut ini:
“Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka” (BILANGAN 20:6)
“Berfirmanlah Ia (TUHAN Allah) kepada Musa: Naiklah menghadap TUHAN, Engkau dan Harun, Nadab dan Abihu dan 70 orang tua-tua Israel dan SUJUDLAH kamu MENYEMBAH dari jauh (Keluaran 24:1-2)”
Pada Perjanjian Baru :
“Semua itu akan kuberikan kepadamu, jika Engkau SUJUD MENYEMBAH aku (Iblis)”. Maka berkatalah Yesus kepadanya (Iblis): “Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” (Matius 4:9-10)
A) Mengapa manusia tidak mau sujud?
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa telah SUJUD (tunduk patuh)kepada Allah segala sesuatu yang ada di langit dan segala sesuatu yang ada di bumi, matahari, bulan, dan bintang-bintang, gunung-gunung, segala fauna dan flora, dan SEBAGIAN SAJA DIANTARA MANUSIA…..QS: [22] Al Hajj:18)”
“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atasnya, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan SUJUD MENYEMBAH kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu adalah Allah yang cemburu (Keluaran 20:4-5)
Jadi karena keangkuhan sehingga hanya sebagian manusia yang mau sujud! Apakah anda termasuk yang tidak mau sujud itu?
“Apa sebab gerangan mereka masih belum percaya (tidak beriman)? dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud; Bahkan orang-orang kafir itu mendustakannya; Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka; Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih (neraka Jahanam) (QS 84 (Insyiqaaq):20-24)”
[441] Apabila Allah menghendaki akan memberi rahmat kepada penduduk neraka, maka disuruh-Nya malaikat mengeluarkan orang-orang yang pernah menyembah Allah. Mereka segera mengeluarkannya, yang masing-masing dikenalnya dengan tanda bekas SUJUD (HR Bukhari).
“Sesungguhnya orang yang menyombongkan dirinya dari SUJUD (menyembah) Aku, akan masuk NERAKA JAHANAM dengan kehinaan (QS Al Mu’min:60)
“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak mentombongkan diri (QS [16] An Nahl: 49)
B) Kemana Yesus?
Ini kisah Yohanes ketika berada dilangit/sorga:
“Dan semua malaikat berdiri mengelili tachta dan tua-tua dan kepercayaan-4 makluk itu, mereka tersungkur di hadapan tachta itu dan MENYEMBAH (Sujud) Allah, sambil berkata: Amin ! pujian-pujian dan kemulyaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan bagi Allah kita sampai selama-lamanya. Amin! (Wahyu 7:11)
Apakah mereka sedang melaksanakan shalat atau sujud (menyembah Allah), sebab kegiatan tersebut sama seperti shalat. Umat Islam dalam shalat mengucapkan bacaan: syukur (Alhamdulilah), memulyakan Allah (Allahu Akbar, ketika takbir), memujinya (Subhanallah, ketika ruku dan sujud), dan menghormatinya akan kekuasaannya dengan bacaan Al Quran. Dan kemudian membaca Aamiin (Semoga Tuhan Mengabulkan doa).
Pertanyaan kemudian: kemana perginya Yesus yang biasa duduk di sebelah kanan Tuhan Bapa?
C) Umat Kristen Tidak Pernah Sujud Menyembah Tuhan
Umat Kristen juga merupakan umat yang TIDAK PERNAH menyembah Tuhan. Tatacara ibadah umat Kristen, sebagaimana diuraikan secara singkat di bawah ini, meski beberapa diantaranya diduga diajarkan oleh Yesus, akan tetapi, yang paling penting adalah bahwa umat Kristen TIDAK PERNAH menyembah Tuhan, meski mereka memiliki 3 Tuhan (Trinitas). Namun, tak satupun dari 3 Tuhan tersebut yang disembah oleh umat Kristen. Adapun tatacara ibadah umat Kristen:
(a) Menyanyi
Menyanyi merupakan ritual umat Kristen paling penting yang harus dilakukan pada setiap kebaktian Minggu atau kebaktian lainnya di gereja atau tempat lain. Menyanyi, bukanlah prosesi penyembahan kepada Tuhan, tetapi merupakan bentuk puji-pujian kepada Tuhan.
(b) Berdoa
Berdoa juga merupakan ritual penting kedua dalam ibadah umat Kristen. Sebagaimana berdoa dalam ritual umat-umat agama lain, berdoa dalam Kristen juga sama sekali bukanlah bentuk penyembahan kepada Tuhan, tetapi merupakan bentuk ritual permohonan/ permintaan kepada Tuhan, sama sekali bukan bentuk penghambaan/ kepasrahan secara total (menyembah) kepada Tuhan.
“Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan bertepuk tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu (QS 8:35)
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha Penyayang”, mereka menjwb: “Siapakah Yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akn sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?”, dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman) (QS 25:60)
3 PUASA
Yesus juga melakukan puasa sebagaimana, nabi-nabi lain sebelumnya melakukan Puasa. Bagaimanakah puasa menurut Yesus, untuk itu perhatikan ayat Alkitab berikut ini:
“Dan setelah berpuasa 40 HARI DAN 40 MALAM, akhirnya laparlah Yesus (Matius 4:2)
Apakah umat Kristen akan sanggup melaksanakan puasa seperti yang dilakukan Yesus, yaitu 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum?
Apakah umat Kristen dapt berpuasa sebagaimana yang dilakukan Yesus tersebut? Yang pasti secara fitrah, manusia biasa tidak akan bertahan bila puasa 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum, sebab bila tidak makan dan minum selama itu, manusia/hewan akan kebinasaan/mati.
Puasa secara khusus diwajibkan kepada umat Katholik, akan tetapi, tata cara dan waktunya sepenuhnya ditentukan oleh gereja. Jelas, tata cara ini berbeda dengan puasanya umat Israel dimana Yesus mengemban misinya. Puasa ini tidak ada hubungannya dengan ritual menyembah Tuhan.
“Dan apabila kamu BERPUASA, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila ENGKAU BERPUASA, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melinkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Matius 6:16-18)”
4. ZAKAT
“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu (Amsal 3:9)
“Jikalau seorang mengkuduskan sebagian darildang miliknya bagi TUHAN, maka nilainya haruslah sesuai dengan taburannya, yakni schomer taburan benih jelai berharga 50 syikal perak (Imamat 27:16)
Ayat di atas sebenarnya erak kaitannya dengan zakat hasil pertanian. Demikian pula ayat berikut ini:
“Mengenai segala persembahan persepuluh dari lembu dan sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN (Imamat 27:32)
Dalam ajaran Islam dikenal adanya zakat harta (mal) dan zakat fitrah. Zakat harta berupa ternak, hasil pertanian, emas, perak dan uang. Yang diatur sesuai haulnya (satu tahun sekali) dan sesauai hitungan/jumlahnya (nisabnya). Selain itu dalam Islam dikenal pula, sedekah, infaq, dan wakab.
“Sesungguhnya orang-orang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan ZAKAT, mereka mendapat pahala dari sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati (QS 2:277)”
Dalam perhitungan zakat emas, maka paling tidak sudah berjumlah 20 mitswal (80 gram) dan cukup setahun lamanya disimpn, sedangkan untuk kambing minimal sebanyak 40 ekor zakatnya 1 ekor yang berumur satu tahun Sedangkan zakat-zakat lain terdapat perincian yang detail dan lengkap.
5. HAJI
“Lalu Allah membuka mata Hagar (Hajar), sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak (Ismael) itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di apdang gurun dan menjadi seorang pemanah, maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir (Kejadian 21:19-21)”
“Lalu malaikat Tuhan menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan Syur (Kejadian 16:7)”
“Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lachai-Roi; letaknya antara Kadesj dan Bered (Kejadian 16:14)”
“Kemudian Tuhan membuka mata Hajar dan dia melihat sebuah sumur air. Di pergi menuju sumur itu, dan mengisi kantung air, kemudian memberi minum anak itu (Kejadian 21:19).
Dalam Mazmur sendiri telah merujuk pada Sumur Zamzam, meskipun tidak menyebut namanya, dan secara spesifik menyebutk letaknya di Bakkah, varian kuno dari nama Mekkah.
“Berbahagialah mereka yang kekuatannya ada padamu, pada mereka yang hati nya merupakan jalan lapang menuju Zion. Setelah mereka melewati lembah Bakkah, mereka menjadikannya sebagai tempat yang subur, hujan awal pun menyiraminya dengan air seperti kolam (Mazmur 84: 5-6).
Menurut akidah Islam, sumur Lachi-Roi itu disebut zam-zam (artinya air yang berkumpul), sedangkan Kadesj dan Bered adalah nama gunung yakni Shafa dan Marwa di kota Mekkah, dari peristiwa/kisah Ismael inilah maka munculnya Sai (lari-lari kecil) dari padang Safa ke Marwa.
Dan sumur ini telah menjadi suatu mukjizat karena sudah bertahan paling sedikit 4.000 tahun, semenjak dibuat oleh Jibril. Hingga kini air sumur Zamzam dapat dinikmati dan diminum oleh orang-orang yg sedang berhaji dan umron selama berabad-abad dan diminum oleh berjuta-juta manusia (Maha Suci Allah!)
“Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebagian syiar Islam, maka barang siap beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya (QS 2:158)
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji. mereka akan datang kepadamu (Ibrahim) dengan berjalan kaki dan mengendarai onta, yang datang dari segenap penjuru yang jauh (QS 22 Al Hajj:27)”
“Dan ingatlah, ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah Ka’bah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu MEMPERSERIKATKAN (Pen: syirik, menyembah berhala dll) sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku (Kabah Baitullah) ini bagi orang-orang yang thawaf, ddan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku dan sujud (QS 22:26)”
“Dari Abu Sai’id Al Khudri ra dari Nabi saw, sabda beliau: Haji dan Umrah ke Ka’batullah akan tetap dilaksanakan orang walaupun setelah keluar Ya’juj dan Ma’juj (HR Bukhari) [828]
Dalam prosesi haji dilakukan pula Tawaf. Tawaf adalah mengelili Kasus’bahwa sebanyak 7 kali. Harus diingat bahwa putaran Tawaf dilakukan berlawanan dengan putaran jarum jam. Kegiatan tawaf ini terdapat dalam ekspresinya dalam tradisi Yahudi, yang setidaknya berselang 3.000 tahun ke belakang.
Dalam ritual-ritual yang dilakukan dalam traktat Sukka Mishna (bagian dari Talmud) para pendeta Yahudi melakukan perjalanan mengelilingi altar di kuil Yerusalem (atau di sinagog pada hari-hari lain saat tidak di kuil) dan berputar tujuh kali mengelilingi kuil di Yerusalem (atau sinagog pada hari-hari lain saat tidak di kuil).
Deng demikian kegiatan Tawaf bukan kegiatan pagan (para penyembah berhala) dan hal ini sudah dilakukan oleh kaum Yahudi. Dan ritual ini juga dilakukan oleh islam, sebab pada dasarnya Islam meneruskan ajaran nabi-nabi terdahulu baik Ibrahim, Yakub maupun Musa.
Para malaikat di langit berputar mengelilingi (Thawaf) pada Arsy Allah yang Maha LUAS (super Makrokosmos) itu…dan karena sangat banyaknya jumlah malaikat itu, Allah menggantinya dengan Baitul Makmur.(bangunan mirip Ka’bah) dan sekali berthawaf setiap hari 70.000 malaikat, dan saking banyaknya setiap malaikat hanya dapat berthawaf sekali dalam seumur hidupnya.
“Kemudian Dia mulai menciptakan langit, dimana pada mulanya masih merupakan asap atau gas, lalu Allah berfirman kepada langit dan bumi: “Beredarlah (mengorbit) kamu keduanya sesuai dengan perintahku, SUKA ATAU TAK SUKA!” Kemudian langit dan bumi menjawab: “kami akan beredar dengan suka hati” (QS Fushsihlat: 11)
Jelaslah dari ayat di atas bahwa maka seluruh alam semesta ini baik malaikat, matahari, langit, bintang, matahari dsbnya…berkeliling/berotasi (Thawaf) mengelilingi Arsy Allah. Maka sudah sewajarnya kalau umat Islam yang mampu segera menunaikan ibadah haji untuk juga melakukan Thawaf berkeliling di Baitullah Ka’bah sebanyak 7 kali. Sebagai media mengelilingi Baitul Makmur dan Arsy Allah. Agungkanlah Allah, pujilah kebesaran nama-Nya. sebagaimana yang telah dilakukan para Malaikat, Adam dan Ibrahim dan Rasul SAW.
“Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka, dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua (Baitullah Ka’bah) itu (QS 22:29)
“Labaika Alhumma Labaika…Labaika laa syarikalaka labaika.. Innal hamda wanni mata laka wal mulka, La syarikalaka (Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku datang memenuhi panggilanmu….dstnya)
Berdoalah ketika Thawaf mengelilingi Ka’bah panjatkanlah doa kepada Allah SWT, pujilah akan Kemaha Besaran Allah, jadi jangan memuji Ka’bah..sebab Umat Islam tidak memuji dan menyembah Ka’bah, pada putaran pertama, bacalah tasbih, tahmid, tahlil dan takbir, (doa) ini:
“Subhanallahi walhamdulillahi walailaha illalahu wallahu akbar. Walahaula walaquwwata illa billahil aliyil azim (artinya: Maha suci Allah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan selain. Allah yang Maha Agung, tiada daya dan tiada kemampuan kecuali bersumber kepada Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung”, (Sumber: Bimbingan Haji dari Depag RI)
“Abu Bakar mengumumkan: “Orang-orang musyrik tidak boleh lagi sesudah tahun ini (10 Dzulhijjah tahun ke-9 H), dan tidak boleh thawaf di Baitullah Ka’bah dalam keadaan TELANJANG” (HR Bukhari)’.
TAMBAHAN :
SHALAT PARA NABI (dalam INJIL)”
Shalat sebagian para nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad SAW dapat diungkapkan dalam Alkitab (bibel), walaupun mungkin tidak lengkap pencatatannya, tapi masih dapat ditelusuri, antara lain :
1. Shalat nabi Musa….. Keluaran 34:8-9
Segera Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah,seraya berkata :”Jika aku telah mendapat kasih…………………… “
2. a.Shalat nabi Sulaiman (Salomo)…..I Raja2 8 :22
Kemudia berdirilah Salomo di depan mezhab Tuhan, dan ditadahkanlah tangannya ke langit, lalu ia berkata : “Ya Tuhan Allah Israel……….”
b. juga dapat dilihat pada kitab yg sama ayat 54, dan Tawarikh 6:13-14
3. Shalat nabi Yusak (Yosua)…… Yosua 5 :14
Jawabnya : “Bukan, tetapi akulah panglima bala tentara Tuhan, sekarang aku datang. “lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ketanah, menyembah dan berkata “Apakah yang akan dikatakan kepada…………
4. Shalat nabi Ayub………… Ayub 1 : 20-21
Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya dan mencukur kepalanya kemudia sujudlah ia dan menyembah, katanya: “Dengan telanjang aku keluar………..
5. a. Shalat nabi Isa (yesus)……… Matius 26:39
maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, katanya: “Ya Bapa-Ku,jikalau sekiranya mungkin biarlah cawan………………
b.Lukas 22: 41-41 ……. Yesus berlutut dan berdoa…….
c. Markus 14: 35-36 …… Yesus merebahkan diri ketanah dan berdoa…..
6. a. Shalat orang Israel (yahudi)…….. Keluaran 12 : 27-28
Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah…………
b. II Tawarikh 7:3……… berlutulah mereka diatas lantai dengan muka mereka sampai ke tanah, lalu sujud menyembah dan …………..
Dari ayat diatas, dapat disimpulkan bahwa gerakan shalat nabi2 terdahulu (juga bangsa Yahudi) adalah…. berdiri,…berlutut,…sujud danmenyembah, menengadahkan tangan dan berdoa memuji kebesaran Tuhan dan meminta pertolongan.
Bagitu juga dengan Nabi Isa (Yesus)…………

SURGA VERSI KRISTEN?



[Matius 21:31] ...Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan PEREMPUAN-PEREMPUAN SUNDAL akan
mendahului kamu MASUK KE DALAM Kerajaan Allah
“ ini yang membuat domba pada ngiri dengan surganya Islam, kalau Islam penghuni surganya adalah BIDADARI, maka di surganya Kristen adalah PELACUR”

“Gadis-gadis yang bodoh berkata pada gadis-gadis yang bijaksana, berikanlah kami sedikit dari minyakmuitu, sebab pelita kami hampir padam.” (Matius 25:8)

“Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu : Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi ke penjual minyak dan beli disitu.” (Matius 25:9)

“Akan tetapi waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.” (Matius 25:10)

Ternyata di surga masih ada juga penghuninya yang bego bin bahlul, lucunya juga di surga ada tukang jual minyak, jangan-jangan juga ada tukang jual ketoprak, kerak telor dan bubur ayam, martabak ala MARIA ozawa Magdalena

“Marilah kita bersuka cita dan bersorak sorai dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan anak domba telah tiba, dan pengantinnya telah siap sedia.” (Wahyu 19:7)

“Lalu ia berkata kepadaku: Tuliskanlah, Berbahagialah mereka yang diundang keperjamuan kawin anak domba. Katanya lagi kepadaku : Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.” (Wahyu 19:9)

Di surga juga ada hajatan kawinan, kira2 pake tanjidor dan roti buaya apa ga ya ???

“ Maka timbulah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat2nya berperang melawan naga itu dan naga itu dibantu oleh malaikat2nya” (Wahyu 12:7)

. neh surga mirip kayak dongeng kera sakti aja, segala naga dibawa-bawa ...

“Dan aku mendengar jumlah, mereka yang dimateraikan itu, seratu empat puluh empat ribu yg telah termateraikan dari semua suku keturunan Israel” (Wahyu 7:4)

“Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya 12 buah, dan diatas pintu2 gerbang itu ada 12 malaikat dan diatasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.” (Wahyu 21:12)

Kira-kira pengikut paulus yg dari Indonesia di tempatin dimana ya ?

Kan surga cuma buat para bani Israel (semoga aja ga di ekspor ke bantar gebang)

“Kota itu berbentuk persegi empat, panjangnya sama dengan lebarnya. Maka malaikat itu mengukur kota itu dengan tongkat pengukurnya , ternyata panjangnya 24 ribu mil, lebar dan tingginya sama seperti panjangnya.” (Wahyu 21:16)

busyet sempit banget neh surga, buat perbandingan aja (panjang garis pantai Indonesia lebih kurang 81 ribu kilometer)

Surga macam mana lagi neh sama garis pantai Indonesia aja hanya sepertiganya ????

Makin kacau aja neh ajaran paulus ........

Siapakah anak yang dikorbankan Ibrahim? Ismail atau Ishak?

Bismillahirrohmanirrohim...
Ismail as adalah putra pertama dari nabi Ibrahim as dengan Hajar, Ishaq as adalah anak kedua dari Ibrahim as dengan Sarah. Sarah adalah istri pertama Ibrahim, namun hingga umurnya yang telah mencapai seumur nenek-nenek belum juga dikarunia anak, maka Sarah memutuskan agar nabi Ibrahim mengawini budaknya yaitu Hajar. Maka Ibrahimpun mempunyai anak dengan Hajar yang diberi nama Ismail. Sarah cemburu hingga mengusir Hajar agar keluar dari rumahnya, Ibrahimpun membawa Hajar serta Ismail ke Mekah dan meninggalkannya di Mekah.

Menurut keimanan Kristen dan Yahudi putra yang dikorbankan oleh Ibrahim adalah Ishaq, tetapi menurut keimanan Islam putra yang dikorbankan adalah Ismail. Perbedaan dua keimanan ini tidak mungkin benar kedua-duanya, pasti salah-satunya saja yang benar, karena

Memang dalam masalah siapakah yang dikorbankan bukanlah masalah akidah, namun kebenaran siapakah yang dikorbankan membawa konsekuensi yang teramat besar, terutama bagi orang-orang Kristen dan Yahudi, pasalnya kebenaran ini berhubungan langsung dengan keakuratan kitab suci dalam mengisahkan kejadian yang sesungguhnya.

Alqur'an menyatakan secara tidak langsung bahwa putra nabi Ibrahim as yang dikorbankan adalah Ismail, sementara menurut Talmud dan Bible yaitu kitab agama Yahudi dan Kristen, menyebutkan secara langsung dan tegas bahwa putra nabi Ibrahim yang dikorbankan adalah Ishaq.

Kajian secara teliti dan jujur, baik berdasarkan Alqur’an, Bible dan Talmud akan diperoleh kesimpulan yang sama bahwa putra nabi Ibrahim yang dikorbankan adalah Ismail as bukan Ishaq as seperti yang diaku-aku oleh orang-orang Yahudi dan Kristen selama ini. Penyebutan nama Ishaq dalam Bible dan Talmud secara tata bahasa berkualitas sebagai sisipan para penulis kitab karena kedengkiannya, mari kita kaji secara ilmiah dan obyektif.

MENURUT AL-QUR’AN
Mari kita perhatikan ayat 100-113 Surat Ash-Shaffat
  1. 100.    Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
  2. 101.    Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.
  3. 102.    Maka tatkala anak itu sampai ( pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku me-nyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapat mu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada-mu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
  4. 103.    Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya),(nyatalah kesabaran keduanya)
  5. 104.    Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
  6. 105.    Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
  7. 106.    Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
  8. 107.    Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
  9. 108.    Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian
  10. 109.    (yaitu) " Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
  11. 110.    Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
  12. 111.    Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba kami yang beriman.
  13. 112.    Dan kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
  14. 113.    Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.

Ayat ini tidak mencantumkan nama anak yang dikorbankan Ibrahim as. namun bukan berarti tidak bisa diketahui siapa anak tersebut.
Inilah ketinggian sastra Alqur'an, walaupun nama tak disebut, namun makna yang hakiki tetap bisa diketahui.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, karena inilah kalimat kunci agar kita bisa mengetahui bahwa anak  Nabi Ibrahim adalah Nabi Ismail :

1. Pada ayat ke 112 Allah berfirman :
Di dalam ayat ini terdapat huruf   و (wauw) ‘Athf  litartibi wa litisholi, maknanya, huruf wauw yang menghubungkan dua peristiwa yang berbeda, secara berurutan sesuai tertib/urutan waktunya, yaitu peristiwa pertama tentang penyembelihan anak Nabi Ibrahim as yang telah dewasa yaitu Nabi Ismail as dan dilanjutkan dengan peristiwa kedua, yaitu kelahiran Ishaq as.

2. Dasar yang menetapkan bahwa anak itu Ismail as. adalah kalimat  عليه di ayat 113
kata  عليه  di sini adalah milik Nabi Ismail  dan bukan Nabi Ibrahim, mengapa demikian, karena pada kelanjutan ayat Allah berfirman : Dzurriyati hima
dhamir هِـمَا adalah milik Ismail dan Ishaq, karena mereka adalah saudara seayah, sehingga anak cucu mereka yang disebut Allah, bukan anak cucu Ibrahim dan Ishaq, karena keduanya adalah bapak beranak, jadi yang tepat adalah anak cucu Ibrahim dari putra beliau Ismail dan Ishaq.

Coba perhatikan jawaban anak Nabi Ibrahim yang hendak dikorbankan itu pada ayat 102:
Ia menjawab: “Wahai ayah, lakukanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, Insya Allah ayah akan mendapatiku sebagai anak yang sabar ( من الصبرين )

Di dalam Alquran, nabi yang memiliki predikat khusus sebagai (الصبرين)  hanya 3 orang, yaitu :
  1. Nabi Ismail
  2. Nabi Idris
  3. Nabi Dzulkifli
"Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua mereka termasuk orang-orang yang sabar." (Al -Anbiya’ :85)

Jadi jelaslah, bahwa Alquran telah menunjukkan hujjah yang terang, bahwa anak Nabi Ibrahim as yang hampir disembelih adalah Nabi Ismail as.

Dalam ayat-ayat selanjutnya mengisahkan dialog antara nabi Ibrahim dengan Ismail tentang perintah penyembelihan Ismail, dan beliau berdua berhasil melalui ujian yang nyata tersebut dengan amat sabar, dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengganti Ismail dengan seekor sembelihan yang besar .

Setelah al-Qur’an mengisahkan kisah antara nabi Ibrahim dengan putranya Ismail, dalam ayat selanjutnya yaitu QS. As-Shaffat:112 Al-Qur’an mengisahkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kabar baik akan datangnya seorang anak lagi yang bernama Ishaq :

“Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. As-Shaffat:112)

Ayat tersebut memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa kabar gembira akan lahirnya Ishaq adalah setelah kisah kabar gembira akan lahirnya Ismail dan kisah perintah penyembelihannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an menyatakan Ismail-lah yang akan disembelih bukan Ishaq.


MENURUT BIBLE
Nabi Ibrahim dan Istrinya Sarah adalah dari bangsa yang sama, Sarah mempunyai budak bernama Hajar dari Mesir. Dalam pernikahannya dengan Sarah nabi Ibrahim belum dikaruniai anak padahal umur mereka sudah mencapai sekitar 80 tahun.

Akhirnya Sarah memutuskan agar Ibrahim menikahi budaknya yaitu Hajar.
"Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hamba-nya, orang Mesir itu, — yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan –, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isteri-nya." (Kejadian 16:1-3)

Bersama Hajar nabi Ibrahim mempunyai anak yang kemudian dinamainya Ismail, ketika itu nabi Ibrahim berumur 86 tahun :
Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya. (Kejadian 16:16)

Dan ketika nabi Ibrahim berumur 99 tahun, Allah SWT menjanjikan seorang anak lagi namun dari pihak Sarah :

“Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram” ( Kejadian 17:1)

Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.”(Kejadian 17:16)

Dan setahun kemudian lahirlah anak dari Sarah yang diberi nama Ishaq, dua tahun ke-mudian nabi Ibrahim mengadakan perjamuan besar untuk menyapih Ishak, sehingga ketika Ishaq berumur 2 tahun Ismail berumur 16 tahun, namun Sarab berubah pikiran setelah mempunyai anak, ia menyuruh nabi Ibrahim untuk mengusir Hajar dan Ismail dari rumah-nya, maka Hajar dan Ismail meninggalkan rumah Sarah.

Setelah itu Allah berfirman kepada nabi Ibrahim :
Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishaq, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Kejadian 22:2)
Dalam ayat tersebut dikisahkan secara jelas dan gamblang bahwa Bible mengisahkan Ishaqlah yang dikorbankan untuk disembelih bukan Ismail.


BENARKAH KISAH BIBLE

Satu-satunya dasar bagi orang-orang Yahudi dan Kristen mengimani Ishaq yang dikorbankan adalah penyebutan nama Ishaq dalam kitab mereka yaitu dalam Kejadian 22:2.
“Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishaq” . (Kejadian 22:2)
Setelah dikaji, kalimat “ yakni Ishaq” dalam ayat tersebut mempunyai kejanggalan yang teramat serius, alasannya :
Pertama : kalimat “yakni Ishaq” pada susunan tersebut adalah mubazir, karena kalimat tersebut telah sempurna justru bila tanpa “yakni Ishaq” :
Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi,

Dengan susunan tersebut tentu nabi Ibrahim sudah paham siapa yang disebut sebagai anak tunggal yang dikasihinya. Apa mungkin seorang ayah tidak tahu siapa anak tunggalnya?

Kedua : Kalimat “yakni Ishaq”  kontradiksi dengan kalimat sebelumnya yang menyatakan :
Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi

Karena ketika itu, Ismail telah lebih dahulu lahir sebagai anak nabi Ibrahim, penyebutan Ishaq sebagai anak tunggal dalam ayat tersebut tidak sesuai dengan sejarah dan itu berarti mengingkari Ismail sebagai anak sah Ibrahim.

"Inilah keturunan Ismael, anak Abraham, yang telah dilahirkan baginya oleh Hagar, perempuan Mesir, hamba Sara itu." (Kejadian 25:12)

Tentu saja menyebut Ishaq sebagai anak tunggal berarti mengingkari Ismail sebagai anak Ibrahim, mengingkari Ismail sebagai anak Ibrahim berarti mengingkari ayat-ayat dalam Bible itu sendiri.


ISHAQ ANAK TUNGGAL ?

Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi” (Kejadian 22:2)

Siapakah anak tunggal yang dimaksud dalam ayat tersebut bila bukan Ishaq ?

Ibrahim hanya mempunyai dua orang anak, yaitu Ismail dan Ishaq, Ishaq bisa disebut sebagai anak tunggal bila Ismail sebagai anak per-tama telah meninggal, tetapi kenyataannya Is-mail belum meninggal. Ismail bisa disebut se-bagai anak tunggal bila Ishaq belum lahir, keadaan yang kedua inilah yang paling mungkin.

Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa peristiwa perintah penyembelihan terhadap Ismail adalah sebelum Allah  memberikan kabar gembira yang kedua kalinya kepada nabi Ibrahim akan lahirnya seorang anak lagi yaitu Ishaq, seperti disebutkan dalam QS. 37:101-11.

Al-Qur’an menyatakan bahwa :
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, , Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu” (QS.As-Shaffat:102)

Yang dimaksud pada umur sanggup adalah ketika seseorang sudah bisa untuk mencari kayu bakar, mengembala kambing, mencari air dan lain-lain, dan ketika Ismail mencapai pada umur sanggup Ishaq belumlah lahir, jadi ketika itu Ismail adalah anak tunggal nabi Ibrahim.

Penyebutan  “yakni Ishaq” dalam kejadian 22:2 membuat fakta-fakta yang ada menjadi berantakan, ayat-ayat dalam Bible yang berhubungan dengan Ismail dan Ishaq menjadi banyak yang kontradiksi, Ishaq yang bukan anak tunggal disebut sebagai anak tunggal, Ismail yang anak sah nabi Ibrahim harus diingkari. Untuk mengingkari Ismail sebagai anak sah nabi Ibrahim, harus diingkari pula bahwa Hajar bukan istri sahnya, seperti ayat berikut ini :

“Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.” (Kejadian 21:10)
Bukankah ayat itu menyangkal Hajar dan Ismail sebagi istri dan anak nabi Ibrahim ?

MENGAPA HARUS ISHAQ
Orang-orang Israel sangat bangga atas kesukuannya, sangat mengagung-agungkan nenek moyangnya, mereka menjunjung tinggi nabi Ishaq tetapi merendahkan nabi Ismail, karena Ishaq adalah nenek moyang mereka yang berderajat tinggi dan berdarah murni sebagai keturunan nabi Ibrahim dengan Sarah yang berasal dari satu bangsa dan sebagai seorang majikan, sementara Is-mail adalah nenek moyang bangsa Arab dari keturunan nabi Ibrahim dengan Hajar yang berdarah koptik (campuran) antara Israil dengan Mesir dan Hajar adalah budak dari Sarah. Menurut mereka bangsa Israel adalah bangsa yang lebih tinggi derajatnya daripada bangsa Arab.
Orang-orang Israel iri hati setelah Allah menjadikan Ismail sebagai korban yang akan disembelih, orang-orang Israel tidak mau orang-orang Arab mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT, mereka menginginkan segala kemuliaan dan berkah hanya untuk orang Israel, menurut mereka semestinya Ishaqlah yang dipilih sebagai korban sembelihan, karena kesombongan tersebut dan perasaan lebih tinggi dari bangsa Arab, mereka berani mengadakan kedustaan dengan mengubah-ubah ayat-ayat Allah, salah satunya dengan menambah kalimat :

Yakni Ishaq
Ke dalam kalimat
anakmu yang tunggal itu

Mereka sebenarnya mengetahui bahwa Ishaq bukanlah anak tunggal nabi Ibrahim, dan mereka mengetahui bahwa Ismail per-nah menjadi anak tunggal nabi Ibrahim yaitu ketika Ishaq belum lahir, mereka tidak peduli bila penambahan tersebut akan mengakibatkan kontradiksi yang serius dalam kitab mereka, Allah SWT telah menyatakan dalam al-Qur’an :

“segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui” (QS.Al-Baqarah:75)

Begitu besar kebencian orang-orang Yahudi kepada orang-orang Arab sampai berani mengubah fakta bahwa Ishaq yang bukan anak tunggal ditulisnya sebagai anak tunggal dalam kitab mereka sebagai anak tunggal demi menghilangkan kemuliaan Ismail.
Kebencian orang-orang Yahudi dan Israel kepada bangsa Arab tidak hanya pada masa nabi Ishaq dan nabi Ismail hidup, tetapi kebencian mereka berlanjut hingga pada masa diutusnya nabi Muhammad saw sebagai Rasul bahkan hingga sekarang ini.

Ketika Yesus/nabi Isa as menyampaikan kabar kepada orang-orang Israel tentang akan datangnya seorang nabi terakhir dari keturunan Ismail, mereka langsung marah dan gusar yang akhirnya pada rencana pembunuhan nabi Isa as.

Makanya setelah orang-orang Israel/ Yahudi mengetahui bahwa nabi terakhir dari bangsa Arab dan jaman akan diutusnya seorang nabi sudah dekat, mereka banyak yang pergi ke Madinah untuk menunggu datangnya nabi tersebut dengan maksud akan membunuhnya, bukan untuk mengimaninya, dan mereka mengancam masyarakat Madinah :

Sekarang ini sudah hampir zaman seorang nabi yang diutus. Kami akan membunuh kalian bersamanya. Nasib kalian akan seperti kaum ‘Ad dari penduduk Iram Sirah Ibnu Hisyam dengan sanad Hasan
Namun Alhamdulillah karena ancaman yang sekaligus memberikan kabar tentang ramalan akan datangnya seorang nabi di Madinah tersebut, orang-orang Madinah mudah beriman kepada nabi Muhammad saw ketika nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah padahal mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.

Wallahu'alam bishshowab...

Antara mukjizat Nabi Muhammad S.a.w – Keberkatan makanan dan minuman


10 Komen
 
 
 
 
 
 
Assalaamu’alaikum w.b.t……. Kita akan menyambung lagi bacaan mengenai mukjizat Nabi Muhammad S.a.w yang tidak terbilang banyaknya. Tetapi di sini akan ditambah lagi beberapa mukjizat berkenaan dengan keberkatan makanan dan minuman yang telah diperlihatkan oleh baginda Rasulullah S.a.w.  Dan peristiwa-peristiwa tersebut adalah peristiwa di luar tabiei yang mana ahli-ahli sihir pun tidak dapat melakukannya. Itu lah perbezaan antara mukjizat dengan sihir, yang mana sihir hanyalah khayalan dan ilusi yang dikerjakan oleh jin dan syaitan, manakala mukjizat adalah nyata berlaku dan hanya berlaku kepada para nabi sebagai bukti kebenaran yang dibawanya.
Peristiwa Khandaq, keajaiban di rumah Jabir bin Abdullah r.a
Bukhari dan Muslim serta lain-lainnya meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a tentang kisah penggalian Khandaq. Ia berkata, “Aku melihat rasa lapar yang sangat pada diri Nabi S.a.w. Aku segera mengeluarkan kuali yang di dalamnya ada satu takar gandum dan kami punya juga seekor haiwan kecil sebangsa anak kambing kacung.”
Dalam riwayat lain, dari Jabir disebutkan bahawa beliau berkata, “Sebelum Perang Khandaq kami menggali parit. Dalam penggalian itu kami terhalang oleh batu yang sangat keras. Mereka datang menemui rasul dan berkata, “ini adalah batu yang sangat keras yang menghalangi penggalian.”
“Aku akan segera turun,” sabda baginda S.a.w. Dalam keadaan berdiri baginda menganjalkan perutnya dengan batu. Selama 3 hari kami tidak akan merasai apa-apa. Lalu tanah yang keras itu dipukul oleh nabi yang kemudian hancur berkeping-keping. Sesudah itu aku berkata kepada Rasulullah S.a.w, “Wahai Rasulullah, izinkanlah aku pulang ke rumah.”Baginda pun mengizinkan aku pulang. Sampainya di rumah aku berkata kepada isteriku, “Aku melihat sesuatu pada diri nabi, yang bila saja aku melihatnya tentu aku tidak akan sabar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?
“Aku punya gandum dan anak kambing betina,” jawab isteriku. Anak kambing itu langsung aku sembelih dan gandumnya ku masak. Dagingnya ku letakkan dalam periuk lalu aku menemui Rasulullah S.a.w. Isteriku berkata, “Janganlah kau membuatkan aku malu di hadapan Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya kerana makanan yang dibawa hanya sedikit”.
Setelah bertemu aku berbisik pada rasul, Wahai Rasulullah S.a.w kami telah menyembelih haiwan kami dan memasak satu takar gandum kami. Kemarilah engkau bersama satu orang bersamamu, asal jangan lebih dari sepuluh orang.”
Dalam riwayat lain disebutkan, “Kami mempunyai sedikit makanan yang telah kami buat. Kemarilah engkau wahai Rasulullah bersama seorang atau dua orang sahaja.”
Sabda baginda S.a.w, “Katakanlah kepada isterimu agar periuknya jangan diangkat dulu dari tungku begitu adunan rotinya sampai aku datang. ” Sesudah itu baginda melaungkan, “Wahai semua penggali parit, sesungguhnya Jabir telah membuat makanan. Marilah semuanya segera ke mari!”
Setelah aku bertemu isteriku aku berkata kepadanya, Sungguh teruklah kamu, nabi datang bersama semua orang Ansar dan Muhajirin.”
“Apakah baginda bertanya berapa banyak makananmu?” tanya isteriku.
“Ya”, jawabku.
“Allah dan rasul lebih mengetahui. Kita membuat roti apa yang ada pada kita sahaja.”
Dalam riwayat lain disebutkan bahawa Jabir berkata, “Aku pulang ke rumah. Rasulullah S.a.w pula datang bersama semua orang. Isteriku mengeluarkan adunan roti, lalu baginda meludahi adunan itu lalu memberkatinya. Kemudian rasulullah S.a.w menuju ke periuk kami, meludahinya dan berdoa agar diberkati. Sesudah itu, baginda bersabda kepada Jabir, “panggillah tukang pembuat roti agar dia membuatnya bersama isterimu.”
Baginda S.a.w juga bersabda kepada isteriku, “Ceduklah isi periuk ini, tetapi periuknya jangan engkau turunkan.”
Mereka datang bersama Rasulullah S.a.w seramai kira-kira seribu orang, didudukkan sepuluh-sepuluh, lalu mereka semuanya makan. Aku bersumpah demi Allah, mereka semua dapat makan. Aku bersumpah demi Allah, mereka semua dapat makan. Sampai akhirnya mereka meninggalkan makanan, maka periuk kami dan adunan roti kami masih seperti mula-mula tadi. Baginda S.a.w bersabda, “Makanlah dan hadiahkanlah.” Sehingga pada hari itu kami dapat memakannya dan memberikannya kepada jiran tetangga. Dan dalam riwayat lain disebutkan “Kami dapat makan dan memberikannya kepada tetangga. Dan setelah Rasulullah S.a.w keluar, maka makanan itu pun habis pula.”   Di ambil dari hadith riwayat Bukhari dan Muslim
Dan peristiwa seakan-akan sama seperti di atas juga telah berlaku di rumah Thalhah r.a kemudiannya.
Bubur yang berkat
At Thabari meriwayatkan dalam Al Ausath dengan sanad yang Hasan, dari Abu Hurairah r.a ia berkata, “Rasulullah S.a.w memanggilku seraya bersabda, “Pergilah ke rumah dan katakan kepada seisi rumah, “kemarikan makanan yang ada padamu”.  Lalu mereka memberiku talam yang berisi bubur bercampur kurma, lalu ku bawakan kepada Rasulullah S.a.w. Sesudah itu baginda bersabda lagi, panggillah semua orang yang ada di masjid.” Aku berkata dalam hati, “celakalah aku kerana ku lihat makanan ini terlalu  sedikit. Benar-benar celakalah aku kerana bermaksiat dengan memanggil mereka, lalu mereka semua akan berkumpul.”
Nabi S.a.w meletakkan jari-jemarinya di atas makanan itu , meludahi setiap bahagiannya seraya bersabda, “Makanlah dengan nama Allah! ” Maka mereka pun makan sampai kenyang dan aku juga ikut makan hingga kenyang. Sesudah itu aku mengangkatnya. Ternyata keadaannya seperti keadaan asal. Hanya sahaja di sana ada bekas jari-jari rasulullah S.a.w.
Keberkatan dalam susu kambing
Abu Ya’la, At Thabrani, Hakim meriwayatkan dari Qais bin Abi Nu’man r.a berkata, “Ketika Rasulullah S.a.w dan Abu Bakar pergi secara diam-diam, mereka melewati seorang budak yang sedang mengembala kambing. Rasul dan Abu Bakar meminta agar diberi susu perahan.”
“Aku tidak mempunyai seekor kambing pun yang dapat diperah. Bahkan ada seekor anak kambing yang sudah tidak mendapatkan air susu lagi sejak awal pada musim kemarau ini, ” kata budak itu. Rasulullah bersabda, “Panggillah dombamu itu.” Lalu memegang kantung kelenjar susunya dan berdoa. Abu Bakar datang sambil membawa bejana. Rasul memerah susu, lalu diberikan kepada Abu Bakar, memerah lagi lalu diberikan kepada pengembala, lalu diperah lagi untuk meminumnya. Sang pengembala bertanya kehairanan, “Siapakah engkau ini? Demi Allah, aku belum pernah melihat orang sepertimu.”
“Aku adalah Muhammad, Rasulullah,” jawab baginda S.a.w.
“Engkaukah yang dianggap Quraisy telah menimpakan mala petaka?”
“Memang itu lah yang mereka katakan”
“Aku bersaksi bahawa engkau adalah seorang nabi. Apa yang engkau bawa adalah benar. Tidak ada yang dapat berbuat seperti yang engkau perbuat kecuali adalah seorang nabi.”
Perigi yang kering kembali berair
Muslim meriwayatkan dari Salamah bin Al Aqwa’, ia berkata, “Kami yang berjumlah seribu empat ratus orang tiba di Hudaibiyyah bersama nabi S.a.w. Kami semua dan empat puluh ekor kambing yang dibawa tidak mendapatkan air. Selanjutnya nabi S.a.w berjongkok di bibir bekas sebuah perigi. Entah baginda berdoa atau meludah ke sana, namun yang jelas tiba-tiba memancar air yang sangat deras. Akhirnya kami dapat minum sepuas-puasnya, begitu juga dengan kambing-kambing kami.”
Dan berbagai lagi peristiwa yang membuktikan tentang KEBENARAN Nabi Muhammad S.a.w sebagai seorang utusan dari Allah S.w.t.  Wallahu a’lam  :)

Misteri Natal Menurut Seorang Pastur Yang Kritis Pemikirannya


Tentang Penulis Herbert W. Armstrong (1892-1986)
Herbert W. Amstrong yang sangat dihormati di kalangan pejabat, pebisnis, industriawan dan ilmuwan di seluruh dunia ini adalah seorang Pastur Worldwide Church of God yang berkedudukan di Amerika Serikat. Dia juga sebagai kepala editor majalah Kristen “Plain Truth” yang bertiras sekitar 8 juta eksemplar tiap bulan.
Majalah ini didirikan pada tahun 1934, dan beredar ke seluruh dunia. Pada tahun 1947, Amstrong mendirikan Ambassador College yang sekarang memiliki dua kampus besar di Pasadena California dan di Big Sandy Texas . Juga mendirikan dan sebagai kepala Ambassador International Cultural Foundation, yang bergerak di bidang kebudayaan, bantuan pada masyarakat miskin, dan gerakan kemanusiaan.
Dia sudah mengunjungi sekitar 70 negara untuk memberitakan Injil sebagai Kerajaan Tuhan. Bahkan Amstrong mendapatkan kehormatan dari kepala negara yang memiliki perbedaan keyakinan dengannya seperti di Jepang , India , Afrika Selatan , China , Israel dan Mesir. Pada usianya yang sudah mencapai 90 tahun, Amstrong masih aktif menulis, ceramah di televisi dan di depan publik. Di antara buku hasil tulisannya adalah: The Wonderful World Tomorrow, What it Will be Like dan The United State and Britain in Prophecy.

Kenangan Natal Dimasa Kecilku
Ketika saya masih kecil, di saat malam Natal , saya biasa diajari dan disuruh menggantungkan kaos kaki di dinding dekat ruangan perapian. Esok harinya, kaos kaki tersebut penuh dengan hadiah-hadiah berupa mainan atau kotak makanan kesenangan saya. Selain hadiah tersebut, juga terdapat sebatang pohon Natal yang dihiasi bunga-bunga kertas berwarna perak dan emas. Di pohon ini pula, aneka rupa hadiah untuk anak-anak bergelantungan di dahannya dan berserakan di bawahnya.
Menurut para orang tua, semua hadiah Natal itu dibawa oleh Sinterklas atau Santa Clause yang telah datang di malam hari, melalui cerobong asap perapian. Seperti anak-anak lainnya, semua cerita itu saya telah begitu saja dengan penuh keyakinan. Tentu anda pun demikian. Sebab kita dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan kehidupan yang penuh dengan adat kebiasaan yang harus kita … terima, tanpa bertanya-tanya, yang dapat menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan.
Mengapa kita bersikap demikian?
Instink hewanikah, sehingga kita ikut-ikutan dengan apa saja yang dilakukan oleh kebanyakan orang? Kambing memang akan tetap mengikuti kelompoknya, walaupun digiring untuk … dipotong sekalipun. Tetapi sebagai manusia, seharusnya bersikap kritis dengan menggunakan akal sehat.
Sebagai orang Kristen yang baik, kita tidak pernah menyelidiki, mengapa kita melakukan semua itu dan mengapa semua orang percaya bahwa yang mereka kerjakan itu benar. Seharusnya, sebagai umat Kristen yang ingin melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, kita harus bertanya, apakah upacara natal itu benar-benar ajaran Kristen? Apakah cara-cara merayakan Natal itu tidak mengajarkan kebohongan kepada masyarakat, yang merupakan … larangan Tuhan? Adakah firman Tuhan yang Hidup maupun firman tertulisNya yang memerintahkan kita untuk melakukannya? Apakah Yesus dan para Rasul juga melakukan seperti apa yang kita meriahkan selama ini? Apakah kebiasaan tukar-menukar hadiah Natal dengan teman dan kerabat dekat, juga betul-betul mengikuti ajaran Tuhan di dalam Bibel? Dan seterusnya … dan seterusnya …
Hampir semua orang berpendapat dan mengira bahwa semua upacara dan kebiasaan itu berasal dari ajaran Gereja. Tetapi betulkan semua pendapat dan perkiraan itu?
Mudah-mudahan fakta yang saya tulis dalam buku ini dapat meluruskan semua pendapat yang dapat menyesatkan dan merusak ajaran Tuhan yang sebenar-benarnya. Mungkin tulisan saya yang berdasarkan pada kenyataan ini akan mengejutkan orang Kristen, termasuk anda sendiri.
SEJARAH NATAL
Kata Christmas ( Natal ) yang artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass, diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran “Yesus”. Perayaan yang diselenggarakan oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katolik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu? Sebab Natal itu bukan ajaran Bible (Alkitab), dan Yesus pun tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katolik Roma pada abad ke empat ini adalah berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.
Karena perayaan Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini berasal dari Katolik Roma, dan tidak memiliki dasar dari kitab suci, maka marilah kita dengarkan penjelasan dari Katolik Roma dalam Catholic Encyclopedia, edisi 1911, dengan judul “Christmas”, anda akan menemukan kalimat yang berbunyi sebagai berikut:
“Christmas was not among the earliest festivals of Church … the first evidence of the feast is from Egypt. Pagan customs centering around the January calends gravitated to christmas.”
” Natal bukanlah diantara upacara-upacara awal Gereja … bukti awal menunjukkan bahwa pesta tersebut berasal dari Mesir. Perayaan ini diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”
Dalam Ensiklopedi itu pula, dengan judul “Natal Day,” Bapak Katolik pertama, mengakui bahwa:
“In the Scriptures, no one is recorded to have kept a feast or held a great banquet on his birthday. It is only sinners (like Paraoh and Herod) who make great rejoicings over the day in which they were born into this world.”
“Di dalam kitab suci, tidak seorang pun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
Encyclopedia Britannica, yang terbit tahun 1946, menjelaskan sebagai berikut:
“Christmas was not among the earliest festivals of the church… It was not instituted by Christ or the apostles, or by Bible authority. It was picked up of afterward from paganism.”
” Natal bukanlah upacar – upacara awal gereja. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible (Alkitab) juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
Encyclopedia Americana terbitan tahun 1944 juga menyatakan sebagai berikut:
“Christmas…It was, according to many authorities, not celebrated in the first centuries of the Christian church, as the Christian usage in general was to celebrate the death of remarkable persons rather than their birth…” (The “Communion,” which is instituted by New Testament Bible authority, is a memorial of the death of Christ.) “…A feast was established in memory of this event (Christ’s birth) in the fourth century. In the fifth century the Western Church ordered it to be celebrated forever on the day of the old Roman feast of the birth of Sol, as no certain knowledge of the day of Christ’s birth existed.”
“Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut..” (“Perjamuan Suci” yang termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus.) “…Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad keempat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari.” Sebab tidak seorang pun yang mengetahui hari kelahiran Yesus.”
Sekarang perhatikan! Fakta sejarah telah membeberkan kepada kita bahwa mulai lahirnya gereja Kristen pertama sampai dua ratus atau tiga ratus tahun kemudian – jarak waktu yang lebih lama dari umur negara Amerika Serikat – upacara Natal tidak pernah dilakukan oleh umat Kristen. Baru setelah abad keempat, perayaan ini mulai diselenggarakan oleh orang-orang Barat, Roma dan Gereja. Menjelang abad kelima, Gereja Roma memerintahkan untuk merayakannya sebagai hari raya umat Kristen yang resmi.
Yesus tidak lahir pada 25 Desember
Sungguh amat mustahil jika Yesus dilahirkan pada musim dingin! (Di wilayah Yudea, setiap bulan Desember adalah musim salju dan hawanya sangat dingin) Sebab Injil Lukas 2:11 menceritakan suasana di saat kelahiran Yesus sebagai berikut:
“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, di kota Daud.”
Tidak mungkin para penggembala ternak itu berada di padang Yudea pada bulan Desember. Biasanya mereka melepas ternak ke padang dan lereng-lereng gunung. Paling lambat tanggal 15 Oktober, ternak tersebut sudah dimasukkan ke kandangnya untuk menghindari hujan dan hawa dingin yang menggigil. Bibel sendiri dalam Perjanjian Lama, kita Kidung Agung 2: dan Ezra 10:9, 13 menjelaskan bahwa bila musim dingin tiba, tidak mungkin pada gembala dan ternaknya berada di padang terbuka di malam hari.
Adam Clarke mengatakan:
“It was an ancient custom among Jews of those days to send out their sheep to the field and desert about the Passover (early spring), and bring them home at commencement of the first rain.” (Adam Clarke Commentary, Vol.5, page 370, New York ).
“Adalah kebiasaan lama bagi orang-orang Yahudi untuk menggiring domba-domba mereka ke padang menjelang Paskah (yang jatuh awal musim semi), dan membawanya pulang pada permulaan hujan pertama).”

Adam Clarke melanjutkan:
“During the time they were out, the sepherds watch them night and day. As…the first rain began early in the month of Marchesvan, which answers to part of our October and November (begins sometime in october), we find that the sheep were kept out in the open country during the whole summer. And, as these sepherds had not yet brought home their flocks, it is a presumptive argument that october had not yet commenced, and that, consequently, our Lord was not born on the 25th of December, when no flock were out in the fields; nor could He have been born later than September, as the flocks were still in the fields by night. On this very ground, the Nativity in December should be given up. The feeding of the flocks by night in the fields is a chronological fact…See the quotation from the Talmudists in Lightfoot.”
“Selama domba-domba berada di luar, para penggembala mengawasinya siang dan malam. Bila…hujan pertama mulai turun pada bulan Marchesvan, atau antara bulan Oktober dan November, ternak-ternak itu mulai dimasukkan ke kandangnya. Kita pun mengetahui bahwa domba-domba itu dilepas di padang terbuka selama musim panas. Karena para penggembala belum membawa pulang domba-dombanya, berarti bulan Oktober belum tiba. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, ketika tidak ada domba-domba berkeliaran di padang terbuka di malam hari. Juga tidak mungkin dia lahir setelah bulan September, karena di bulan inilah domba-domba masih berada di padang waktu malam. Dari berbagai bukti inilah, kemungkinan lahir di bulan Desember itu harus disingkirkan. Memberi makan ternak di malam hari, adalah fakta sejarah…sebagaimana yang diungkapkan oleh Talmud (kitab suci Yahudi) dalam bab “Ringan Kaki”.
Di ensiklopedi mana pun atau juga di kitab suci Kristen sendiri akan mengatakan kepada kita bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Catholic Encyclopedia sendiri secara tegas dan terang-terangan mengakui fakta ini.
Tidak seorang pun yang mengetahui, kapan hari kelahiran Yesus yang sebenarnya. Jika kita meneliti dari bukti-bukti sejarah dan kitab suci Kristen sendiri, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa Yesus lahir pada awal musim gugur – yang diperkirakan jatuh pada bulan September – atau sekitar 6 bulan setelah hari Paskah.
Jika Tuhan menghendaki kita untuk mengingat-ingat dan merayakan hari kelahiran Yesus, niscaya dia tidak akan menyembunyikan hari kelahirannya
Proses Natal Masuk Gereja
New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge dalam artikelnya yang berjudul “Christmas” menguraikan dengan jelas sebagai berikut:
“How much the date of the festival depended upon the pagan Brumalia (Dec.25) following the Saturnalia (Dec.17-24), and celebrating the shortest day of the year and the ‘new sun’… can not be accurately determined. The pagan Saturnalia and Brumalia were too deeply entrenched in popular custom to be set aside by Christian influence…The pagan festival with its riot and merrymaking was so popular that Christians were glad of an excuse to continue its celebration with little change in spirit and in manner. Christian preachers of the West and the Near East protested against the unseemly frivolity with which Christ’s birthday was celebrated, while Christians of Mesopotamia accused their Western brethren of idolatry and sun worship for adopting as Christian this pagan festival.”
“Sungguh banyak tanggal perayaan yang terkait pada kepercayaan kafir Brumalia (25 Desember) sebagai kelanjutan dari perayaan Saturnalia (17-24 Desember), dan perayaan menjelang akhir tahun, serta festival menyambut kelahiran matahari baru. Adat kepercayaan Pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat populer di masyarakat itu diambil Kristen…Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus Kristus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Kristen Mesopatamia menuding Kristen Barat telah mengadopsi model penyembahan kepada dewa Matahari.”
Perlu diingat! Menjelang abad pertama sampai pada abad keempat Masehi, dunia dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politeisme. Sejak agama Kristen masih kecil sampai berkembang pesat, para pemeluknya dikejar-kejar dan disiksa oleh penguasa Romawi. Setelah Konstantin naik tahta menjadi kaisar, kemudian memeluk agama Kristen pada abad ke-4 M. dan menempatkan agama sejajar dengan agama kafir Roma, banyak rakyat yang berbondong-bondong memeluk agama Kristen.
Tetapi karena mereka sudah terbiasa merayakan hari kelahiran dewa-dewanya pada tanggal 25 Desember, mengakibatkan adat tersebut sulit dihilangkan. Perayaan ini adalah pesta-pora dengan penuh kemeriahan, dan sangat disenangi oleh rakyat. Mereka tidak ingin kehilangan hari kegembiraan seperti itu. Oleh karena itu, meskipun sudah memeluk agama Kristen, mereka tetap melestarikan upacara adat itu. Di dalam artikel yang sama, New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge menjelaskan bagaimana kaisar Konstantin tetap merayakan hari “Sunday” sebagai hari kelahiran Dewa Matahari. (Sun = Matahari, Day = Hari – dalam bahasa Indonesia disebut hari Minggu — pen.) Dan bagaimana pengaruh kepercayaan kafir Manichaeisme yang menyamakan Anak Tuhan (Yesus) identik dengan Matahari, yang kemudian pada abad ke-4 Masehi kepercayaan itu masuk dalam agama Kristen. Sehingga perayaan hari kelahiran Sun-god (Dewa Matahari) yang jatuh pada tanggal 25 Desember, diresmikan menjadi hari kelahiran Son of God (Anak Tuhan – Yesus).
Demikianlah asal usul “Christmas – Natal ” yang dilestarikan oleh dunia Barat sampai sekarang. Walaupun namanya diubah menjadi selain Sun-day, Son of God, Christmas dan Natal , pada hakikatnya sama dengan merayakan hari kelahiran dewa Matahari. Sebagai contoh, kita bisa saja menamakan kelinci itu dengan nama singa, tetapi bagaimanapun juga fisiknya tetap kelinci.
Marilah kita kembali membaca Encyclopaedia Britannica yang mengatakan sebagai berikut:
“Certain Latins, as early as 354, may have transferred the birthday from January 6th to December, which was then a Mithraic feas … or birthday of the unconquered SUN … The Syrians and Armenians, who clung to January 6th, accused the Romans of sun worship and idolatry, contending… that the feast of December 25th, had been invented by disciples of Cerinthus…”
“Kemungkinan besar bangsa Latin/Roma sejak tahun 354 M. telah mengganti hari kelahiran dewa Matahari dari tanggal 6 Januari ke 25 Desember, yang merupakan hari kelahiran Anak dewa Mitra atau kelahiran dewa Matahari yang tak terkalahkan. Tindakan ini mengakibatkan orang-orang Kristen Syiria dan Armenia marah-marah. Karena sudah terbiasa merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 6 Januari, mereka mengecam bahwa perayaan tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Dewa Matahari yang dipercayai oleh bangsa Romawi. Penyusupan ajaran ini ke dalam agama Kristen, dilakukan oleh Cerinthus…”
Asal Usul Natal
Kita mewarisi Natal berasal dari Gereja Katolik Roma, dan gereja itu mendapatkannya dari kepercayaan pagan (kafir) Politeisme, lalu dari manakah agama kafir itu mendapatkan ajaran itu? Dimana, kapan, dan bagaimana bentuk asli ajaran itu?
Bila kita telusuri mulai dari ayat-ayat Bible (Alkitab) sampai pada sejarah kepercayaan bangsa Babilonia kuno, niscaya akan ditemukan bahwa ajaran itu berasal dari kepercayaan berhala yang dianut oleh masyarakat Babilonia di bawah raja Nimrod (Namrud – di masa inilah nabi Ibrahim lahir). Jelasnya, akar kepercayaan ini tumbuh setelah terjadi banjir besar di masa nabi Nuh.
Nimrod, cucu Ham, anak nabi Nuh, adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia. Sejak itulah terdapat dasar-dasar pemerintahan dan negara, dan sistem ekonomi dengan cara bersaing untuk meraih keuntungan. Nimrod inilah mendirikan menara Babel , membangun kota Babilonia, Nineweh dan kota-kota lainnya. Dia pula yang pertama membangun kerajan di dunia. Nama “Nimrod” dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “Marad” yang artinya “dia membangkang atau murtad” (Karena bahasa Ibrani serumpun dengan bahasa Arab, silahkan anda membandingkan kata “Marad” dengan kata Arab “Ridda” atau “murtad”. Pen)
Dari catatan-catatan kuno, kita mengetahui perjalanan Nimrod ini, yang mengawali pemurtadan terhadap Tuhan dan menjadi biang manusia pembangkang di dunia sampai saat ini. Jumlah kejahatannya amat banyak, diantaranya, dia mengawini ibu kandungnya sendiri yang bernama Semiramis. Setelah Nimrod meninggal dunia, ibu yang merangkap sebagai istri tersebut menyebarkan ajaran bahwa Roh Nimrod tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Dia membuktikan ajarannya dengan adanya pohon Evergreen yang tumbuh dari sebatang kayu yang mati, yang ditafsirkan oleh Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Nimrod yang sudah mati. Untuk mengenang hari kelahirannya, Nimrod selalu hadir di pohon evergreen ini dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. 25 Desember itulah hari kelahiran Nimrod. Dan inilah asal usul pohon Natal .
Melalui pengaruh dan pemujaannya kepada Nimrod, Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat Babilonia. Dengan berbagai julukan, akhirnya Nimrod dipuja sebagai “Anak Suci dari Sorga”. Melalui perjalanan sejarah dan pergantian generasi dari masa ke masa, dari satu bangsa ke bangsa lainnya, penyembahan berhala versi Babilonia ini berubah menjadi Mesiah Palsu yang berupa dewa Baal, anak dewa Matahari. Dalam sistem kepercayaan Babilonia ini, “Ibu dan anak” (Semiramis dan Nimrod yang lahir kembali) menjadi obyek penyembahan. Ajaran penyembahan kepada ibu dan anak ini menyebar luas sampai di luar Babilonia dengan bentuk dan nama yang berbeda-beda, sesuai dengan bahasa negara-negara yang ditempatinya. Di Mesir dewa-dewi itu bernama Isis dan Osiris. Di Asia bernama Cybele dan Deoius. Dalam agama Pagan Roma disebut Fortuna dan Yupiter. Bahkan di Yunani , China , Jepang , Tibet bisa ditemukan adat pemujaan terhadap dewi Madonna, jauh sebelum Yesus lahir!
Sampai pada abad ke-4 dan ke-5 Masehi, ketika dunia pagan (penyembah banyak dewa) Romawi menerima agama baru yang disebut “Kristen,” dengan membawa adat dan kepercayaan pagan mereka yang lama. Akibatnya kepercayaan kepada Dewi Madonna, Ibu dan Anak juga menjadi populer, terutama di waktu hari Natal . Di setiap musim Natal kita selalu mendengar lagu-lagu atau hymne: “Silent Night” atau “Holy Night” yang sangat akrab dengan tema pemujaan terhadap Ibu dan Anak.
Kita yang sejak lahir diwarnai oleh alam budaya Babilonia, telah diajarkan untuk mengagungkan dan memuliakan semua tradisi yang berasal dari jaman jahiliyah kuno itu. Kita tidak pernah bertanya untuk mengetahui dari manakah asal usul adat seperti itu – Apakah ia berasal dari ajaran Bible (Alkitab), ataukah ia berasal dari kepercayaan penyembah berhala yang sesat?
Kita terperangah seakan-akan tidak mau menerima kebenaran ini, karena seluruh dunia terlanjur telah melakukannya. Lebih aneh lagi, sebagian besar meremehkan dan mencemooh kebenaran ini. Namun Tuhan telah berfirman kepada para utusannya yang setia:
“Katakan dengan lantang,
dan jangan menghiraukan penghinaan mereka!
Kumandangkan suaramu seperti terompet!
Dan tunjukkan di depan umatKu tentang kesesatan mereka!”

Memang kenyataan ini sungguh sangat mengejutkan bagi mereka, meskipun ini adalah fakta sejarah dan berdasarkan kebenaran dari Bibel (Alkitab).
Natal adalah acara ritual yang berasal dari masa Babilonia kuno yang belum mengenal agama yang benar. Tradisi ini diwariskan puluhan abad yang lampau sampai kepada kita.
Di Mesir , ia dipercayai bahwa Dewi Isis (Dewi Langit) melahirkan anaknya yang tunggal pada tanggal 25 Desember. Hampir semua orang-orang penyembah berhala (paganis) di dunia waktu itu, merayakan ulang tahun ( Natal ) anak dewi Isis ini jauh sebelum kelahiran Yesus.
Dengan demikian, sudah jelas bagi kita bahwa 25 Desember itu bukanlah hari kelahiran Yesus Kristus. Para murid Yesus dan orang-orang Kristen abad pertama tidak pernah menyelenggarakan Natal , meskipun hanya sekali. Tidak ada ajaran atau pun perintah perayaan Natal di dalam Bibel. Sekali lagi, perayaan Natal atau Christmas itu adalah ulang tahun anak dewa yang dianut oleh para paganis, dan bukan dari ajaran Kristen. Percaya atau tidak, terserah anda!
Upacara ini berasal dari cara-cara pemujaan yang dikenal dengan “Chaldean Mysteries” (Misteri Kaldea) berasal dari ajaran Semiramis, isteri Nimrod. Kemudian adat ini dilestarikan oleh para penyembah berhala secara turun-temurun hingga sekarang dengan wajah baru yang disebut Kristen.
Asal Usul Pohon Natal
Sekarang dari manakah kita mendapatkan kebiasaan memasang pohon Natal itu? Di antara para penganut agama Pagan kuno, pohon itu disebut “Mistletoe” yang dipakai pada saat perayaan musim panas, karena mereka harus memberikan persembahan suci kepada matahari, yang telah memberikan mukjizat penyembuhan. Kebiasaan berciuman di bawah pohon itu merupakan awal acara di malam hari, yang dilanjutkan dengan pesta makan dan minum sepuas-puasnya, sebagai perayaan yang diselenggarakan untuk memperingati kematian “Matahari Tua” dan kelahiran “Matahari Baru” di musim panas.
Rangkaian bunga suci yang disebut “Holly Berries” juga dipersembahkan kepada dewa Matahari. Sedangkan batang pohon Yule dianggap sebagai wujud dari dewa matahari. Begitu pula menyalakan lilin yang terdapat dalam upayara Kristen hanyalah kelanjutan dari kebiasaan kafir, sebagai tanda penghormatan terhadap dewa matahari yang bergeser menempati angkasa sebelah selatan.
Encyclopedia Americana menjelaskan sebagai berikut:
“The Holly, the Mistletoe, the Yule log …are relics of pre-Christian times.”
“Rangkaian bunga Holly, pohon Mistletoe dan batang pohon Yule…yang dipakai sebagai penghias malam Natal adalah warisan dari zaman sebelum Kristen.”
Sedangkan buku Answer to Question yang ditulis oleh Frederick J. Haskins menyebutkan bahwa:
“The use of Christmas wreath is believed by authorities to be traceable to the pagan customs of decorating buildings and places of worship at the feast which took place at the same time as Christmas. The Christmas tree is from Egypt, and its origin date from a period long anterior to the Christian Era.”
“Hiasan yang dipakai pada upacara Natal adalah warisan dari adat agama penyembah berhala (paganisme), yang menghiasi rumah dan tempat peribadatan mereka yang waktunya bertepatan dengan malam Natal sekarang. Sedangkan pohon Natal berasal dari kebiasaan Mesir Kuno, yang masanya lama sekali sebelum lahirnya agama Kristen.”
Siapa Santa Claus /Sinterklas itu?
Santa Claus bukan ajaran yang berasal dari paganisme, tetapi juga bukan ajaran Kristen. Sinterklas ini adalah ciptaan seorang pastur yang bernama “Santo Nicolas” yang hidup pada abad ke empat Masehi. Hal ini dijelaskan oleh Encyclopedia Britannica, volume 19 halaman 648-649, edisi kesebelas, yang berbunyi sebagai berikut:
“St. Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the Greek and Latins on the 6th of December… A Legent of his surreptitious bestowal of dowries on the three daughters of an improverrished citizen… is said to have originated the old custom of giving presents in secret on the Eve of St. Nicholas (Dec.6), subsequently transferred to Christmas day. Hence the association of Christmas with Santa Claus…”
“St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember…Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga anak wanita miskin… untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus…”
Sungguh merupakan kejanggalan! Orang tua menghukum anaknya yang berkata bohong. Tetapi di saat menjelang Natal , mereka membohongi anak-anak dengan cerita Sinterklas yang memberikan hadiah di saat mereka tidur. Bukankah ini suatu keanehan, ketika anak-anak menginjak dewasa dan mengenal kebenaran, pasti akan beranggapan bahwa Tuhan hanyalah mitos atau dongeng belaka?
Dengan cara ini tidak sedikit orang yang merasa tertipu, dan mereka pun mengatakan:
“Ya, saya akan membongkar pula tentang mitos Yesus Kristus!” Inikah ajaran Kristen yang mengajarkan mitos dan kebohongan kepada anak-anak? Padahal Tuhan sudah mengatakan:
“Janganlah menjadi saksi palsu. Dan ada cara yang menurut manusia betul, tetapi sebenarnya itu adalah ke jalan kematian dan kesesatan.” Oleh karena itu, upacara “Si Santa Tua” itu juga merupakan Setan.
Di dalam kitab suci telah dijelaskan sebagai berikut:
“Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang. Jadi itu bukanlah hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.” (II Korintus 11:14)
Dari bukti-bukti nyata yang telah kita ungkap tadi dapatlah diambil kesimpulan, bahwa perayaan Natal atau Christmas itu bukanlah ajaran Kristen yang sebenarnya, melainkan kebiasaan para penyembah berhala (Paganis). Ia warisan dari kepercayaan kuno Babilonia ribuan tahun yang lampau.
Kata Bible Tentang Natal
Bagaimana Bibel berbicara tentang Natal , atau mencatat pandangan para murid Yesus atau bapak-bapak geraja awal. Jawabannya sungguh sangat mengejutkan bagi kalangan Kristen sendiri. Sebagaimana yang dikatakan Bibel (Alkitab) pada kitab Yeremia 10:2-4 yang berbunyi sebagai berikut:
“Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan.”
“Bukankah berhala itu pohon yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu?
Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.”
Itulah keterangan yang jelas dari Bibel tentang pohon Natal . Kita dilarang mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala. Sebab hal itu merupakan perbuatan yang sesat menyekutukan Tuhan. Pada ayat kelima dijelaskan bahwa:
“Pohon itu tidak bisa berbicara, dan orang harus mengangkatnya, karena ia tidak bisa berjalan sendiri.”
“Janganlah takut kepadanya, sebab ia tidak dapat berbuat jahat, juga tidak dapat berbuat baik.”

Sebab mereka bukanlah dewa yang harus ditakuti. Bagi mereka yang tidak pernah membaca atau yang melupakan ayat ini, beranggapan bahwa tidak ada larangan untuk membuat pohon Natal . Tetapi jika telah membacanya, apa yang harus dikatakan?
Hadiah Natal
Acara yang paling penting dari seluruh kegiatan Natal adalah “The Christmas Shopping Season – Musim Belanja Natal” yang dilakukan dengan cara membeli dan tukar menukar hadiah. Mungkin banyak orang yang mengecam kami sambil berkata:
“Bukankah Bibel (Alkitab) telah menceritakan kepada kita untuk ditiru? Lupakah kita kisah 3 orang dari timur yang datang ke Betelhem untuk memberikan hadiah ketika Yesus lahir?”
Memang, kami mengetahui cerita itu di dalam Alkitab. Tetapi, silahkan anda melihat keterangan kami yang mengejutkan ini. Marilah menengok sejarah asal usul tukar menukar hadiah itu, kemudian kita bandingkan dengan ayat Alkitab.
Pada Bibliothica Sacra, volume 12, halaman 153-155, kita dapat membaca sebagai berikut:
“The interchange of presents between friends is alike characteristic of Christmas and the Saturnalia, and must have been adopted by Christians from the Pagan, as the admonition of Tertullian plainly shows.”
“Tukar menukar hadiah antar teman di hari Natal serupa dengan adat agama Saturnalia. Kemungkinan besar, kebiasaan ini diadopsi oleh orang-orang Kristen dari agama Pagan, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Tertulianus.”

Dari bukti yang jelas ini, ternyata kebiasaan pertukaran hadian sesama teman dan famili pada hari Natal itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan kisah dalam Alkitab tersebut. Acara Natal bukanlah merayakan ulang tahun Yesus Kristus, juga bukan untuk menghormatinya.
Sebagai contoh, seorang teman yang sangat anda cintai sedang merayakan ulang tahunnya. Bila ingin membahagiakannya di hari kelahirannya itu, apakah anda membeli hadiah untuk teman yang lain? Membeli lagi dan tukar menukar hadiah dengan teman-teman dan kekasih anda, tetapi tidak memberi hadiah apa pun kepada teman yang anda cintai, yang sedang anda rayakan hari ulang tahunnya? Tidakkah disadari keganjilan seperti itu?
Sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri yang selalu dilakukan oleh hampir semua orang di seluruh dunia. Mereka menghormati “sebuah hari” – yang sebenarnya bukan hari kelahiran Yesus Kristus – dengan berbelanja dan membeli hadiah sebanyak-banyaknya untuk ditukarkan kepada teman-teman dan kerabatnya. Dari pengalaman saya selama bertahun-tahun, begitu pula pengalaman para pastur dan pendeta; Apabila bulan Desember tiba, hampir semua orang yang mengaku Kristen lupa memberi hadiah kepada Yesus Kristus yang mereka cintai.
Desember adalah bulan yang paling sulit untuk menghidupkan ajaran Yesus. Sebab semua orang terlalu disibukkan untuk membeli dan menukar hadiah daripada mengingat Yesus dan menghidupkan ajarannya. Peristiwa melupakan Yesus ini terus berlangsung sampai bulan Januari bahkan Pebruari. Sebab mereka harus melunasi biaya pengeluaran yang dibelanjakan pada waktu Natal . Sehingga mereka sulit mengabdi kepada Yesus kembali sebelum bulan Maret.
Sekarang, perhatikan apa kata Bibel tentang tiga orang dari timur yang memberikan hadiah kepada Yesus, yang berbunyi sebagai berikut:
“Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-bintang di timur dan kami datang untuk menyembah dia.” Ketika raja Herodes mendengar tentang hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yudea, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yudea, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel . Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang Majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai anak itu dan segera sesudah kamu menemukan dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah dia.” Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya, lalu sujud menyembah dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadanya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.”
Hadiah Untuk Yesus
Perhatikanlah dengan teliti. Ayat bibel tersebut menceritakan bahwa pada mulanya orang-orang Majus tersebut menanyakan tentang Bayi Yesus yang lahir sebagai Raja Yahudi. Lalu, mengapa mereka memberi hadiah kepadanya? Apakah karena hari kelahirannya?
Jawabannya adalah “Tidak.” Sebab mereka memberi hadiah beberapa hari bahkan beberapa minggu setelah hari kelahirannya.
Bisakah peristiwa ini dipakai pedoman bagi kita untuk melakukan kebiasaan memberi atau saling menukar hadiah di antara kita? Jelas tidak bisa. Sebab orang-orang Majus tersebut tidak saling menukar hadiahnya, tetapi mereka memberi hadiah kepada Yesus. Bukan tukar menukar hadiah sesama teman atau kerabatnya.
Mengapa? Silahkan anda membaca buku Adam Clarke Commentary, volume 5, halaman 46 yang berbunyi sebagai berikut:

“Verse 11. (They presented unto him gifts.) The people of the east never approach the presence of kings and great personages, without a present in their hands. The custom is often noticed in the Old Testament, and still prevails in the east, and in some of the newly discored South Sea Islands.”

“Ayat 11. (Mereka memberi hadiah kepadanya.) Adalah kebiasaan orang-orang timur, apabila menghadap raja atau orang-orang terkemuka, mereka selalu membawa hadiah. Kebiasaan seperti ini juga tercantum dalam kitab Perjanjian Lama, dan masih berlaku di timur, juga dapat ditemuka di South Sea Islands (Kepulauan Laut Selatan).”
Dari keterangan Adam Clarke ini, jelaslah bagi kita, bahwa peristiwa tersebut tidak bisa dipakai pedoman atau dikaitkan dengan kebiasaan Kristen baru dengan menukar hadiah kepada temannya untuk menghormati ulang tahun Yesus. Sebaliknya, mereka mengikuti adat orang-orang timur kuno yang memberi hadiah ketika mengharap raja. Mereka mendatangi Yesus, yang lahir sebagai Raja Yahudi. Sebagaimana ratu Sheba (Balqis) membawa hadiah kepada raja Salomo (Sulaiman). Bahkan seperti sekarang ini, para tamu negara pasti membawa hadiah atau cindera mata apabila datang ke White House (Gedung Putih) untuk menemui presiden.
Jadi kebiasaan menukar hadiah ini bukanlah dari ajaran Kristen, melainkan hanya merupakan pelestarian tradisi lama yang dilakukan oleh orang-orang pagan (penyembah berhala). Di saat menjelang Natal atau Christmas yang katanya untuk menghormati Kristus dan menghidupkan ajarannya, justru orang-orang Kristen bertambah set back (jauh) dari ajaran Yesus.
Natal Memuliakan Tuhan ?
Ada dua alasan yang dipakai dasar oleh orang-orang yang menyelenggarakan Natal , sebagai cara untuk menghormati Yesus Kristus, meskipun mereka mengetahui bahwa perayaan itu warisan kepercayaan Paganisme:
1. Banyak yang mengajukan alasan: “Walaupun kita tidak mengetahui secara tepat hari kelahiran Yesus, apa salahnya kita memilih hari untuk merayakan ulang tahunnya.”
Kami akan menjawab dengan pasti “Tidak bisa”. Sebab dalam Catholic Encyclopedia (Eksiklopedi Katolik) telah dijelaskan:
“Sinners alone, not saints, celebrate their birthday = Hanya orang kafir, bukan orang-orang suci, yang merayakan hari ulang tahun mereka.”
Perayaan ulang tahun bukan berasal dari agama Kristen, melainkan dari ajaran agama kafir.
2. Ada pula yang beralasan: “Walaupun Natal itu kebiasaan orang-orang kafir (pagan) yang menyembah dewa matahari, tetapi kita tidak menyembah dewa tersebut, melainkan untuk menghormati Yesus Kristus.”
Tetapi sudahkah kita mendengarkan jawaban Tuhan melalui firmannya yang berbunyi sebagai berikut:
“Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang tuhan mereka dengan berkata: “Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada tuhan mereka? Aku pun mau berlaku begitu.” Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhanmu. Sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenciNya, itulah yang dilakukan mereka bagi tuhan mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi tuhan mereka.” (Ulangan 12:30-31)
Tuhan berfirman dengan jelas dalam kitab suciNya, bahwa Dia tidak mau menerima dalam bentuk penyembahan yang menyerupai atau meniru cara penyembahan orang-orang kafir kepada tuhannya. Cara penyembahan seperti itu sangat menjijikkan bagi Tuhan. BagiNya, pemujaan yang demikian itu tidak layak untukNya, melainkan hanya pantas untuk memuja berhala. Sebagaimana yang sering kita dengar, Tuhan melarang kita menyembahNya hanya dengan “menurut kata hati kita sendiri.” Yesus telah bersabda:

“Allah itu Roh, dan barang siapa yang menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes 4:24)

Dan apa yang dimaksud dengan kebenaran itu? Firman Tuhan atau Kitab suci Bibel itulah kebenaran. Sebagainya sabda Yesus yang berbunyi sebagai berikut:
“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; FirmanMu adalah kebenaran.” (Yohanes 17:17)
Di Dalam Bibel sendiri, secara jelas Tuhan berfirman bahwa Dia tidak mau menerima penyembahan kepadaNya, dengan meniru cara penyembahan para penyembah berhala. Begitu pula cara yang dipakai untuk mengagungkan dan memuliakan Yesus Kristus.
Ingatlah sekali lagi, peringatan Yesus yang berbunyi:
“Percuma mereka beribadah kepadaku, sedangkan ajaran yang mereja ajarkan ialah perintah manusia.”
Natal atau Christmas adalah tradisi dan ajaran manusia, sedangkan ajaran Tuhan telah melarangnya. Selanjutnya Yesus bersabda lagi:
“Sungguh kamu telah menolak ajaran Tuhan, tetapi kamu mengikuti ajaran tradisimu sendiri.”
Alangkah tepat firman-firman Tuhan yang dilontarkan kepada berjuta-juta orang yang melakukan Natal itu. Mereka mengabaikan ajaran Tuhan. Tuhan melarang pemujaan yang meniru adat kaum kafir penyembah berhala, tetapi dengan senang hati kita melanggarnya. Tuhan berfirman:
“Janganlah kamu berbuat demikian terhadap Tuhanmu.”
Ternyata hampir semua orang menganggap ringan larangan itu. Atau karena tidak memiliki dasar agama yang kuat, akhirnya mereka mengikuti tradisi kebanyakan orang-orang untuk merayakan Natal .
Jangan salah! Tuhan membiarkan anda untuk berbuat semaunya dan tidak mengikuti petunjukNya. Tuhan membiarkan kita tenggelam dalam keramaian dan mengikuti tradisi orang-orang. Bahkan Dia akan membiarkan kita berlumuran dosa. Tetapi, Tuhan juga telah memerintahkan kita tentang datangnya hari perhitungan atau pembalasan. Jika kamu menanam, niscaya kamu akan memetik hasilnya. Yesus adalah firman Tuhan yang hidup, sedangkan Bibel adalah firman Tuhan yang tertulis. Dan kita akan diadili sesuai dengan ketetapan yang telah digariskan dalam firman tersebut. Kita pun tidak bisa mengelak dan mengabaikannya.
Sumber : “THE PLAIN TRUTH ABOUT CHRISTMAS “ By Herbert W. Armstrong Terjemahan dalam bahasa Indonesia oleh Masyhud SM dalam buku “Misteri Natal” Tentang Seluk beluk perayaan Natal dikupas secara lengkap oleh Herbert W. Armstrong kepala editor majalah Kristen “Plain Truth” yang bertiras sekitar 8 juta eksemplar tiap bulan. Sumber ini diperoleh dari www.pakdenono.com